• About
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Kontak Kami
Rona Indonesia
  • Beranda
  • Pesona Indonesia
  • Yuk Ngaji
  • SainTek
  • Bedah Buku
  • Histori MudaHOT
  • News
  • Perabadan Islam
  • Intermezzo
  • Kabar Kampus
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Pesona Indonesia
  • Yuk Ngaji
  • SainTek
  • Bedah Buku
  • Histori MudaHOT
  • News
  • Perabadan Islam
  • Intermezzo
  • Kabar Kampus
No Result
View All Result
Rona Indonesia
No Result
View All Result
Home Bedah Buku dan Jurnal

Perempuan Malang Sedang Mencoba Merubahku

Herman K by Herman K
May 9, 2019
in Bedah Buku dan Jurnal
0
Perempuan Malang Sedang Mencoba Merubahku

Rimba Pacet

0
SHARES
89
VIEWS
Bagikan di FacebookBagikan di TwitterBagikan di Whatsapp

Karya sastra; Sebuah kisah karya : Rimba Pacet (Pegiat Literasi Sultra)

Ronaindonesia.com-Kasihan, ini hal pertama yang aku rasakan ketika aku berdiskusi dengan wanita itu, aku senang karena pada akhirnya ada juga wanita yang mau berdiskusi denganku tadinya aku berpikir seperti itu. Tapi ternyata bukannya berdiskusi masalah keilmuan yang ia mulai melainkan mengkritisi penampilanku. Ia cukup hebat, dimana segala sesuatu yang melekat pada diri manusia itu adalah fashion, ya ia menganggap seperti itu hanya saja aku keheranan bagaimana mungkin ia bisa menganggap semuanya itu adalah gaya-gayaan atau bahasa kerennya fashion.

Hari itu aku berpakaian seperti biasa, celana robek-robek, kaos oblong dan kemeja yang kukenakan lalu ia mulai berkomentar. “Kenapa kamu pake celana sobek, itukan dilarang” ucapnya. “Aku nyaman dengan penampilanku” jawabku singkat.

Setelah aku berkata seperti itu ia makin jadi menceramahiku, katanya itu gak boleh itu dilarang di kampus, kamu gak menghargai dosen, lalu kujawab. “Iya kalau kamu maunya saya menghargai dosen, inilah cara saya menghargai mereka”.

Mengapa saya berkata seperti itu, karena seharusnya mereka itu dihormati bukan dihargai. Jika kamu menyuruh saya menghargai mereka, alat apa yang harus saya pertukarkan sebagai tolak ukur penghargaan, saya tidak punya uang banyak, saya juga tidak punya harta yang banyak untuk saya serahkan pada mereka. Lalu kata wanita itu, ya itu tidak beda jauh 11-12 lah. Tapi kamu sudah melanggar aturan di kampus ini, tetap saja pake celana sobek itu dilarang, aku mau tanya sama kamu. “Waktu SD baju kamu sering dikeluarin?” ia bertanya padaku. “Iya” jawabku singkat.

Lalu setelah mendengar jawabanku ia makin keras mengomentari diriku, katanya oh yaudah emang kamu dari sononya gak bisa rapi, gak tau mana yang cocok, gak bisa rapi emang kamunya, aku membalas argumentnya. “Tapi saya seperti ini ada alasannya, walaupun penampilan saya seperti ini, setidaknya saya masih punya pikiran yang bagus, tidak seperti kebanyakan orang yag berpenampilan rapi padahal isi kepalanya kosong”.

Kamu ini anak hukum lo, masa kamu ngelanggar aturan, lalu aku memberikan alasan yang sama tapi belum sempat menjelaskan ia sudah memotong perkataanku, emang kamunya aja yang gak mau berubah, ngeles aja kaya bajai kata wanita itu padaku, apakah karena penampilanku yang seperti ini aku tidak bisa merubahnya? Tentu saja bisa, hanya saja itu butuh waktu. Ingat perkuliahan itu proses transfer ilmu, bukan pembentukan karakter, jika karakter kita mereka yang tentukan lalu apa bedanya kita dengan anak sekolahan (kataku pada wanita itu).

Aku berkata seperti itu karena menurutku wanita ini terlalu mengagung-agungkan penampilan, dari sini aku bisa menilai kalau wanita ini tidak bisa menerima pendapat orang lain, tidak dapat berperilaku sopan, mengapa saya mengatakan itu lagi karena ia berbicara sambil menunjuk-nunjuk ke arah mukaku. Tapi aku tidak mempedulikannya, mungkin memang sikap dia dari dulu seperti itu.

Makin jauh berbincang ia mulai membahas masa depan yang aku sendiri tidak paham dengan apa yang ia bicarakan, katanya kamu nanti harus punya kerja biar bisa hidupi keluarga, coba kamu masuk kantor pake celana sobek kaya gitu pasti dicaci maki kamu, langsung disuruh keluar, aku aja yang pake celana pendek di area kantor langsung disuruh pulang. Dalam hatiku berkata, (ya itu masalah kamu karena kamu memang salah berpakaian seperti itu di area kantor, lalu apa hubungannya denganku).

Ia berceloteh cukup panjang, lalu aku hendak memotong perkataannya namun ia berkata seperti ini. “Udah gak usah ngeles, kaya bajai aja lo ngeles mulu” katanya sambil menunjuk-nunjuk mukaku.

Dari sini aku sudah bisa berkesimpulan, penampilan rapi dari wanita ini memang tidak mencerminkan ia dapat berperilaku sopan pada seseorang, namun katanya rapi itu bagus, dari situ kita bisa dinilai baik sama orang lain, ya aku tidak menyalahkan isi kepalanya yang dangkal itu. Memang benar berpenampilan rapi itu bagus, tapi tidak dapat menjaminkan apakah seseorang itu bisa berperilaku baik  dengan penampilan rapinya.

Menghadapi sikapnya yang sedikit arogan, aku santai saja karena memang aku sudah biasa dengan keadaan seperti ini, bahkan di tiap alasan yang aku berikan padanya aku sisipi dengan isi dari beberapa buku yang sempat aku baca, di antaranya adalah Ideologi Kaum Intelektual, Pejalan Anarki, Jalan Pulang, Kebijaksaan Orang-Orang Gila.

Sedikit ilmu aku sudah sampaikan padanya agar ia bisa tau bahwa sesuatu itu tidak bisa kita nilai dari luarnya saja, namun ia membalas jawabanku dengan perkataan yang mungkin asal-asalan, yang entah dari mana sumbernya, dan di sini aku sedikit merasa bodoh telah meladeni pembicaraannya yang ngawur itu.

“Ini kampus ada aturan, dan kita harus patuhi itu!” katanya dengan sedikit penekanan. “Iya saya tau, ok saya salah, tapikan saya punya alasan” jawabku “Alah alasan mulu lo dari tadi, emang lunya aja yang gak mau ikut aturan” ia mulai lagi.

Aku akui kalau aku melanggar aturan, aku tau itu salah, tapi aku punya alasan, namun ia tetap saja tidak mau mendengar alasanku, toh percuma juga aku berpenampilan rapi tapi aku selalu berperilaku kurang sopan. Hanya saja aku tidak mau munafik dengan diriku, aku nyaman seperti ini. Itu adalah pilihanku aku bisa merubahnya jika aku mau, aku juga tidak pernah bilang kalau rapi itu jelek, lalu mengapa wanita itu bilang kalau celana robek itu jelek, tidak sopan, tidak berkarakter.

Aku jadi makin tidak paham dengan jalan pikirannya, sepertinya memang ia berusaha mempengaruhiku namun itu mustahil, karena pada kenyataannya ia terperangkap sendiri dengan argumennya, sepanjang diskusi itu ia hanya terus menceramahiku dengan pengetahuan dadakan yang tiba-tiba saja lewat di kepalanya, aku jadi bingung, sepertinya memang benar aku sudah salah meladeni orang.

Dari sini kalian bisa menilai siapa sebenarnya yang bisa kita contoh, aku yang berusaha meluruskan alur pemikirannya dengan buku yang aku baca dan itu sifatnya baik, sementara dia, yang selalu menyalahkanku seolah ialah yang paling benar bagusnya apa coba, landasan argumennya pun aku tidak tau.

Setelah diskusi itu, aku hanya menyuruhnya untuk rajin baca buku, di antaranya buku kebijaksanaan orang-orang gila, dimana dalam buku itu ada sebuah kalimat yang menyatakan hal seperti ini “Ambillah kebijaksanaan meskipun keluar dari pantat ayam”, mendengar kalimat itu ia berkata. “Ada-ada saja judul buku sekarang” sambil geleng-geleng kepala.

Sepertinya memang wanita ini jarang sekali baca buku, atau mungkin tidak pernah, itu hanya tebakanku saja, namun buku yang aku prioritaskan untuk ia baca adalah Pejalan Anarki dan Jalan Pulang, entah ia mau membacanya atau tidak, kalau ia baca aku bersyukur semoga ia bisa paham isi buku itu, dan jika tidak ia baca, ya berarti niat atau minat baca wanita ini memang sangat kurang.

Saranku untuknya semoga ia tidak seperti itu lagi, karena bisa saja ketika hal itu ia lakukan pada orang lain yang memiliki pengetahuan lebih banyak dariku, bisa saja wanita ini dihina habis-habisan dengan pengetahuan dangkalnya.

Setelah berbincang cukup panjang, aku menepukkan tanganku dengan tangannya untuk menandakan bahwa aku tidak merasa keberatan dengan penilaiannya, dan setelah itu aku pergi ke arah kerumunan tempat orang-orang berkumpul, di situ juga ada beberapa kawan-kawan gondrongku, aku meninggalkan wanita itu dengan harapan semoga ia cepat berubah. (***) salam literasi.


Tags: karya sastraPerempuan
Previous Post

Abadikan Momen Ramadanmu dan Dapatkan Hadiah 1 juta Rupiah

Next Post

Detik-detik Sulkarnain Temui Masa Aksi FRPD

Herman K

Herman K

Next Post
Detik-detik Sulkarnain Temui Masa Aksi FRPD

Detik-detik Sulkarnain Temui Masa Aksi FRPD

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tetap Terhubung Bersama Kami

  • 323 Fan
  • 50 Follower
Comparison of Indonesia’s economic growth with ASEAN-6 countries
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Ratnasari Dewi Harun, Wanita Bercadar yang Menjadi Wisudawan Terbaik UHO 2019

Membedah Skripsi Ratna Sari Dewi Harun S.S, Wanita Bercadar Asal Muna yang Menjadi Wisudawan Terbaik UHO

May 6, 2019
Kisah Pengantar Galon Masak di Muna Barat yang Sebentar Lagi Menikmati Empuknya Kursi Dewan

Kisah Pengantar Galon Masak di Muna Barat yang Sebentar Lagi Menikmati Empuknya Kursi Dewan

April 23, 2019
H. La Pili Menatap Senayan

H. La Pili Menatap Senayan

April 22, 2019
FAQ Registrasi Ulang SNMPTN UHO

FAQ Registrasi Ulang SNMPTN UHO

July 10, 2019
Inovasi Teknologi & Informasi Buatan Anak Bangsa, Solusi Sekaligus  Bikin Bangga, Sudah Tahu?

Inovasi Teknologi & Informasi Buatan Anak Bangsa, Solusi Sekaligus Bikin Bangga, Sudah Tahu?

9
Rasio pajak rendah, Utang meningkat

Rasio pajak rendah, Utang meningkat

9

Prestasi-Prestasi BJ Habibie, Sang Bapak Teknologi Indonesia

4
Ibu Kota Pindah Telan Biaya Rp 400 Triliun, Apakah Tidak Menambah Utang Negara?

Ibu Kota Pindah Telan Biaya Rp 400 Triliun, Apakah Tidak Menambah Utang Negara?

2
Desember, Harga Beras Eceran Naik Gara-gara Stok Turun

Desember, Harga Beras Eceran Naik Gara-gara Stok Turun

January 3, 2020
Xiaomi Luncurkan Jam Tangan Pintar “Watch Color”, Secara Diam-Diam

Xiaomi Luncurkan Jam Tangan Pintar “Watch Color”, Secara Diam-Diam

January 3, 2020
Bisnis Desain Grafis Online

Bisnis Desain Grafis Online

January 3, 2020
Electromagnetic Pulse Weapon (EMP), Cikal Bakal Senjata Rahasia PD III

Electromagnetic Pulse Weapon (EMP), Cikal Bakal Senjata Rahasia PD III

January 3, 2020

Recent News

Desember, Harga Beras Eceran Naik Gara-gara Stok Turun

Desember, Harga Beras Eceran Naik Gara-gara Stok Turun

January 3, 2020
Xiaomi Luncurkan Jam Tangan Pintar “Watch Color”, Secara Diam-Diam

Xiaomi Luncurkan Jam Tangan Pintar “Watch Color”, Secara Diam-Diam

January 3, 2020
Bisnis Desain Grafis Online

Bisnis Desain Grafis Online

January 3, 2020
Electromagnetic Pulse Weapon (EMP), Cikal Bakal Senjata Rahasia PD III

Electromagnetic Pulse Weapon (EMP), Cikal Bakal Senjata Rahasia PD III

January 3, 2020
Rona Indonesia

Kami menghadirkan berita tokoh-tokoh yang inspiratif dan menjadi pegangan masyarakat.

Follow Us

Cari Berdasarkan Kategori

  • Apa Kabar Kampus?
  • Aplikasi
  • Bedah Buku dan Jurnal
  • Bisnis
  • Fashion
  • Food
  • Gadget
  • Gaming
  • Gaya Hidup
  • Health
  • Hiburan
  • Histori Muda
  • Intermezzo
  • Mobile
  • Movie
  • Musik
  • Nasional
  • News
  • Olahraga
  • Pesona Indonesia
  • Politik
  • Review
  • Sains
  • Sains dan Teknologi
  • Sejarah Peradaban Islam
  • Startup
  • Teknologi
  • Tokoh
  • Travel
  • Yuk Ngaji

Kontak Kami

Telepon
+62 822-9214-7137

Email
redaksi@ronaindonesia.com (Redaksi)
marketing@ronaindonesia .com (Penjualan & Pemasaran)
partnership@ronaindonesia.com (Kerjasama & Promosi)

  • About
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Kontak Kami

© 2019 RonaIndonesia - Katalog Pemuda dan Keindahan Indonesia developed by CarbonCircle.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Pesona Indonesia
  • Yuk Ngaji
  • Sains dan Teknologi
  • Bedah Buku dan Jurnal
  • Histori Muda
  • News
  • Sejarah Perabadan Islam
  • Intermezzo
  • Apa Kabar Kampus?

© 2019 RonaIndonesia - Katalog Pemuda dan Keindahan Indonesia developed by CarbonCircle.